Tindakan Kriminal Mengakar Bukanlah Suatu Hal yang dapat Dinormalisasikan : Beberapa Tindakan Menyimpang di Jakarta Utara
Masyarakat merupakan salah satu unsur dalam kelompok sosial, kemajuan dalam segala aspek bidang kehidupan ternyata tidak selalu menggambarkan bahwa kemajuan tersebut terdistribusi dengan baik dan merata kepada seluruh lapisan masyarakat sampai unsur terkecil dalam kelompok sosial, yaitu individu. Hal tersebut dapat dilihat dari pola pikir atau mindset yang dimiliki oleh suatu individu. Mindset merupakan salah satu indikator untuk menilai apakah suatu masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat yang maju, dalam hal ini terkait dengan kemajuan dalam cara berpikir. Hidup dalam dunia yang serba cepat dan modern seharusnya memberikan suatu hal yang dapat menunjang segala aspek kehidupan agar menjadi lebih baik lagi.
Tindakan menyimpang yang terjadi menandakan bahwa pengimplementasian nilai-nilai sosial belum dilaksanakan dengan baik. Saya penulis artikel ini sekaligus sebagai seorang saksi sangat menyayangkan tindakan beberapa oknum yang mencerminkan perilaku menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Dalam artikel ini, saya akan menyampaikan dua contoh tindakan menyimpang yang terjadi di wilayah tempat tinggal saya, tepatnya di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Tindakan Menyimpang yang Terjadi di Wilayah Tanjung Priuk
1. Bajing loncat
Jakarta Utara, khususnya Tanjung Priuk merupakan sebuah wilayah yang dapat dikatakan dipadati oleh kendaraan muatan barang (kontainer/truk). Hal tersebut terjadi karena Daerah Jakarta Utara merupakan salah satu jalur ekspor maupun impor melalui salah satu pelabuhan besar di Indonesia, yaitu Pelabuhan Tanjung Priuk. Bajing loncat merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencuri barang muatan sebuah truk maupun kontainer dan biasanya keberadaan mereka tidak disadari oleh pengendara truk/kontainer
2. Pencuri oli/bensin
Sangat disayangkan, tidak cukup hanya dengan tindakan menyimpang bajing loncat saja melainkan ada tindakan penyimpangan lainnya yang menjadi pemandangan yang umum dilihat di daerah Tanjung Priuk, yaitu pencurian oli/bensin yang dilakukan oleh satu orang atau bahkan lebih kepada truk pembawa angkutan bahan bakar atau oli. Lebih mengherankannya lagi, hal itu tidak hanya dilakukan pada malam hari atau pada kondisi sepi saja, melainkan tidak melihat kapan dan apapun kondisinya kegiatan tersebut kerap dilakukan.
Kedua contoh tindakan diatas merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku serta merugikan pihak lain. Meskipun tindakan di atas bukanlah suatu hal yang baru di wilayah Tanjung Priuk, bukan berarti hal tersebut dapat dinormalisasikan. Sebuah kegiatan yang menyimpang tetaplah menyimpang dan harus diatasi dengan cermat serta tepat. Sebelum lanjut ke langkah penanganan, kita semua harus tahu dan mengerti apa motif atau faktor yang menjadi alasan para pelaku menjalankan aksinya.
Motif Pelaku Penyimpangan Sosial
Dikutip dari kemdikbud.go.id, penyimpangan sosial disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, terjadinya perubahan nilai dan norma yang tidak dapat diikuti pihak tertentu, lalu proses sosialisasi tak sempurna, hingga teori labelling. Dalam kasus-kasus di atas setidaknya ada 3 alasan, antara lain
1. Faktor ekonomi
Pendapatan yang rendah akibat kurangnya lapangan pekerjaan juga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya tindakan tersebut. mayoritas pelaku dari tindakan tersebut adalah orang-orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya yang mengakibatkan mereka menghalalkan segala cara untuk mendaptkan uang meskipun cara yang dilakukannya salah.
2. Proses sosialisasi tak sempurna
Kurangnya karakter masyarakat berintegritas salah satunya disebabkan oleh hasil sosialisasi tak sempurna. hal tersebut merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar.
3. Faktor eksternal
Terakhir adalah faktor eksternal, faktor ini berkaitan erat dengan poin proses sosialiasi tak sempurna karena jika sosialisasi dapat tersampaikan dengan baik akan ditunjukkan oleh perilaku atau mindset individu yang berintegritas dan berpegang teguh terhadap nilai dan norma yang berlaku.
Solusi Terhadap Permasalahan
Setelah memahami motif dari para pelaku melakukan aksinya tersebut, kita dapat menemukan suatu langkah konkret untuk mengatasi tindak penyimpangan sosial yang terjadi, antara lain :
1. Sanksi sosial
Sanksi sosial merupakan salah satu solusi yang dapat mengatasi perilaku menyimpang sebagai efek jera untuk para pelaku atau bahkan orang-orang yang terlintas niat untuk melakukannya. Hal itu dapat memengaruhi keinginan seseorang untuk melakukannya karena mereka sadar akan ada konsekuensi dari hal yang mereka lakukan.
2. Sanksi Pidana
Tidak cukup hanya dengan sanksi sosial saja, sanksi pidana juga harus ditegakkan agar menambah efek jera bagi para pelaku agar tidak mengulanginya dan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa tindak mencuri merupakan sebuah penyimpangan sosial yang serius dan harus segera dihentikan.
3. Mengadakan sosialisasi/penyuluhan
Sebuah karakter yang memiliki integritas dan kepribadian yang baik haruslah dipupuk sedari dini agar menjadi suatu nilai yang akan selalu terpatri dan setiap diri individu. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui sosialisasi karakter berintegritas agar meningkatkan kualitas seorang individu.
4. Kerja sama aktif masyarakat dan lembaga kemasyarakatan
Keberhasilan dalam penanaman dan pengimplementasian nilai dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat tidak lepas dari peran aktif seluruh lapisan masyarakat dengan lembaga kemasyarakatan yang saling bersinergi satu sama lain agar dapat mengawasi jalannya pelaksanaan dan peningkatan kualitas nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat.
5. Melakukan pendekatan sektoral dan pendekatan terpadu.
Pendekatan yang tepat menjadi kunci dalam penanganan masalah penyimpangan sosial, pendekatan sektoral diperlukan agar dapat memahami dan melihat persoalan secara keseluruhan. Sedangkan pendekatan terpadu agar dapat menyelaraskan faktor penyebab masalah sosial yang biasanya berkait satu sama dengan lainnya agar dapat menemukan cara penanganan yang cermat dan tepat.
Referensi :
- Rafi Aufa Mawardi. (2022). "Penyimpangan Sosial: Pengertian, Unsur, Faktor Penyebab, dan Contohnya" diakses pada 5 Desember 2024 dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6155938/penyimpangan-sosial-pengertian-unsur-faktor-penyebab-dan-contohnya.
- Kumparan. (2023). Bermacam Jenis Penyimpangan Sosial dan Contohnya. Diakses pada 6 Desember 2024 dari https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/bermacam-jenis-penyimpangan-sosial-dan-contohnya-20Zagt3IPHY
- Aris. Penyimpangan Sosial: Bentuk, Contoh, Penyebab dan Dampaknya. Diakses pada 6 Desember 2024 dari https://www.gramedia.com/literasi/penyimpangan-sosial/?srsltid=AfmBOopjnLfVDPPHGdjyCIYDvqiedjDKnm7MOJfo560EgHGNUzxl2LGj#2_Proses_sosialisasi_yang_tidak_sempurna
- CNN Indonesia. (2023). 5 Cara Mengatasi Penyimpangan Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat. Diakses pada 8 Desember 2024 dari .
- Puji Hardati, Eko Handoyo, Slamet Sumarto, Elly Kismini, Jayusman, Sriyanto. (2009). Pengantar Ilmu Sosial Edisi Revisi. Pendekatan dalam Pemecahan Masalah Sosial, V(D), 175.
Komentar
Posting Komentar